Rabu, 01 Juli 2009

PERANCANGAN CERDAS (INTELLIGENT DESIGN)


Dunia ilmu alam (natural science) khususnya paham Perancangan Cerdas (intelligent design) tengah mengalami perkembangan cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir ini. Perancangan Cerdas adalah ilmu yang mempelajari informasi tanda-tanda perancangan (signs of design) pada fenomena atau benda-benda alam.

Untuk menganalisisi secara ilmiah bahwa suatu obyek alam mengandung tanda-tanda perancangan bukanlah perkara mudah terutama berkaitan dengan upaya pembuktian secara kuantitatif. Salah satu pendekatan kuantitatif dalam perancangan cerdas adalah melalui Informasi Kerumitan Spesifik (complexity specified information, CSI). Didalam CSI terdapat teorema Kerumitan Spesifik (specified complexity). Kerumitan merujuk pada keadaan obyek yang amat rumit (highly complex) sekaligus amat jarang terjadi (highly improbable), sedangkan spesifik menandakan adanya pola (pattern) tertentu yang berdiri sendiri pada obyek tersebut. Piranti (sistem) penyeleksi Perancangan Cerdas disebut Explanatory Filter. Obyek alam yang lolos sistem tersebut mengindikasikan adanya tanda-tanda perancangan (sign of design) untuk menyanggah bahwa obyek tersebut muncul buah dari seleksi alam dan mutasi acak secara kebetulan (merujuk Teori Evolusi).


Selama ini pengetahuan deteksi tanda-tanda perancangan diterapkan pada bidang arkeologi dalam pendugaan obyek arkeologi sebagi hasil karya (perancangan) manusia atau ”produk alam”. Kemudian pada bidang transmisi sinyal kode untuk mendeteksi kecredasan luar angkasa (search for extra terstrial intelligent, SETI), juga bidang forensik untuk mengenali luka/cacat sebagai hasil perbuatan manusia atau kejadian alami. Oleh karenanya menarik untuk diteliti obyek lain - seperti makhluk hidup– yang masuk dalam tingkatan kerumitan spesifik sehingga dikategorikan sebagai informasi kerumitan spesifik (CSI).

Salah satu obyek biologi yang sarat dengan CSI adalah bakteri Esherichia coli (E.coli berukuran beberapa mikron , 1 mikron adalah seperseribu milimeter). Bakteri tersebut mempunyai flagela (semacam ”ekor”) yang dapat berputar dengan kecepatan hingga puluhan ribu rpm dan dapat berganti arah putaran dalam sekejap. Flagela berfungsi sebagai mesin penggerak laju bakteri dalam mendekati makanan. Bila diamati dengan mikroskop elektron terlihat bahwa flagela mempunyai komponen yang sangat mekanis layaknya mesin penggerak buatan manusia yakni terdapat stator, ring, sambungan , bengkokan dan sebagainya (lihat gambar) sehingga disebut sebagai Mesin Molekuler (mesin berukuran molekul).

Teori Perancangan Cerdas bernuana Illahiah dibanding Teori Evolusi yang cenderung sekuler. Namun demikian perlu ditekankan bahwa ranah Teori Perancangan Cerdas adalah dunia ilmiah.Ilmu pengetahuan pendukung Teori Perancangan Cerdas adalah: Biologi ( Biokimia dan Biologi Molekuler), Matematika Komputansi, Teori Informasi dan (sedikit) Filasafat. Struktur Teori Perancangan Cerdas cukup kokoh sehingga absah untuk disebut pengetahuan ilmiah (bukan pseudo science). Lagi pula, kiranya tidak perlu mempersilangkan Teori Perancangan Cerdas dengan faham Agama karena sesungguhnya ada keselarasan diantara keduanya. Dengan demikian memberlakukan Teori Perancangan Cerdas di ranah ilmiah murni atau mengaitkan langsung / tidak langsung dengan spiritualisme diserahkan ke masing-masing pribadi.

Di beberapa negara maju, Teori Perancangan Cerdas sudah diajarkan di bangku sekolah sebagai penyeimbang Teori Evolusi. Untuk Indonesia , kiranya perlu dipikirkan memasukkan Teori Perancangan Cerdas dalam kurikulum Biologi di SMA dan Ilmu Alamiah Dasar di Universitas sebagai penyeimbang Teori Evolusi.....

Ingin mempelajari Teori Perancangan Cerdas lebih lanjut? Silahkan kontak email: apermono_id@hotmail.com.